Ancaman siber kian masif membuat perlindungan data menjadi prioritas utama bagi pelaku usaha di dunia dan Indonesia. Untuk itu, Synology mengingatkan kepada seluruh perusahaan agar tidak sekedar meningkatkan investasi IT melainkan harus menerapkan strategi proaktif tangkal serangan siber.
Clara Hsu selaku Country Manager di Synology untuk wilayah Indonesia menjelaskan, dengan meningkatnya serangan ransomware diperlukan pertahanan berlapis untuk menjaga bisnis.
“Pendekatan reaktif saja sudah tidak cukup. Perusahaan harus mulai mengambil tiga langkah proaktif dalam melindungi data—mulai dari backup yang tidak bisa diubah (immutable), air-gap security, hingga enkripsi tingkat lanjut,” kata Clara melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (18/6).
Sepanjang tahun 2024 saja, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terdapat lebih dari 120 juta serangan siber di sektor swasta hingga pemerintahan. Kondisi ini mendorong perusahaan dari berbagai sektor untuk mencari solusi yang lebih kuat demi menjaga data penting mereka tetap aman.
Melihat kebutuhan mendesak ini, Synology meluncurkan ActiveProtect sebagai solusi backup all-in-one yang dirancang untuk memperkuat ketahanan dan keamanan data perusahaan.
“Transformasi digital terus berkembang di berbagai industri, dan volume data yang dihasilkan setiap harinya sangat besar. Namun, banyak perusahaan masih bergantung pada sistem backup yang terfragmentasi—sulit dikelola dan rentan celah keamanan,” kata Clara.
Clara meyakini bahwa ke depannya, akses terhadap perlindungan data yang andal dan canggih tidak lagi terbatas untuk perusahaan besar atau skala enterprise saja, tetapi juga dapat dinikmati oleh pelaku UMKM tanpa harus menghadapi hambatan teknis.